Sejak tahun 2015, sugeng.id selalu menggunakan VPS untuk hosting. Selama itu, bisa dibilang tidak ada masalah berarti yang saya alami.
Karena sudah terbiasa mengelola VPS, sudah sejak lama saya kepikiran buat coba hosting sendiri di rumah. Tapi rencana itu tidak pernah terealisasi, soalnya belum punya perangkat yang mendukung, ditambah lagi khawatir soal keamanan, listrik yang kadang mati, dan internet yang suka gangguan.
Sampai akhirnya, akhir akhir tahun 2024 kemarin ada ISP baru yang buka layanan di wilayah saya. Saya coba langganan, dan ternyata… stabil juga. Jarang gangguan. Nah, gara-gara ini, ide hosting website sendiri di rumah muncul lagi.
Singkat cerita sekitar enam bulan lalu, saya pun memutuskan untuk migrasi sugeng.id ke server lokal di rumah.
Berikut penampakan server sugeng.id saat ini:
Perangkat dan Infrastruktur yang Saya Gunakan
1. Web Server
Saya pakai mini PC bekas sebagai web server. Ngelag jika diinstall windows, tapi lebih dari cukup jika hanya dijadikan web server. Sistem operasinya saya pakai Debian, dan untuk web server saya pakai Nginx.
2. Koneksi Internet dan Backup
Internet stabil itu wajib. Selain ISP utama, saya juga menggunakan internet cadangan menggunakan modem GSM. Jadi kalau internet utama mati, server tidak langsung ikut down.
3. Keamanan dan Jaringan
Saya pakai router MikroTik dengan konfigurasi firewall khusus untuk memisahkan jaringan server dari jaringan perangkat lainnya di rumah. Ini cukup penting, supaya kalau ada masalah keamanan di server, perangkat lain tidak ikut terpengaruh.
4. Backup Listrik
Sebuah web server wajib nyala terus 1x24jam, jika hanya mengandalakan listrik PLN tidak akan bisa. Itulah kenapa saya pakai UPS DC sebagai backup listrik ketika listrik PLN sedang pemadaman. UPS DC ini bisa menghidupkan server, modem, dan router sampai kurang lebih 6 jam.
5. Tanpa IP Publik
Saya tidak pakai IP publik. Sebagai gantinya, saya pakai layanan Cloudflare Tunnel biar server tetap bisa diakses dari internet meskipun IP rumah berubah-ubah (IP Dinamis).
Pengalaman Selama 6 Bulan
Sejauh ini Lancar-lancar saja.
Hampir tidak ada kendala berarti. Server jalan terus, website tetap stabil. Cuma khawatir kalau Internet utama dan Internet cadangan kompak gangguan semua.
Tapi sampai sekarang belum pernah kejadian.
Perbandingan Biaya
Kalau dihitung-hitung, hosting di rumah jauh lebih murah ketimbang pakai VPS.
- VPS DigitalOcean: sekitar
$10
per bulan atau ± Rp 160.000 (kurs Rp 16.000/USD). - Server lokal di rumah: listrik sekitar Rp 35.000 per bulan + internet backup GSM Rp 25.000 per bulan.
Biaya internet utama tidak saya hitung, soalnya dipakai juga untuk kebutuhan sehari-hari.
Kesimpulan
Hosting website di server lokal memang ada tantangannya. Tapi di sisi lain, saya punya kontrol penuh dan juga pengalaman baru. Bonusnya, biaya bulanan juga jadi lebih hemat dibanding pakai VPS.
Tapi perlu diingat, hosting website di server lokal kurang direkomendasikan untuk pemula, karena butuh pemahaman tentang system administrasi, keamanan jaringan, dan manajemen server. Kalau belum terbiasa, risiko keamanan dan downtime akan jauh lebih besar. Bukannya hemat malah bisa jadi boros.